LAKUKANLAH FIRMAN TUHAN. Adakalanya…

LAKUKANLAH FIRMAN TUHAN.

Adakalanya sebagai anak Tuhan, ketika mendengar firman Tuhan merasa segala sesuatu terasa berat untuk dilakukan. Setelah mendengar firman Tuhan, rasanya beban kita bukan semakin ringan, namun segala sesuatu menjadi sangat berat. Kerinduan kita sebenarnya ketika selesai mendengar firman Tuhan, kehidupan segera terangkat, masalah segera selesai, namun justru firman TUhan mengajak kita untuk melakukan hal yang rasanya lebih berat, yang mustahil.

Demikian yang dialami oleh Simon Petrus, ketika suatu kali dia mencari ikan seharian tidak mendapat hasil. Sebagai nelayan yang mengharapkan sesuap nasi dengan menjala ikan dan kemudian menjualnya, tentu akan terasa sangat kecewa dan terasa berat hidup ini. Setelah bekerja seharian, datanglah Yesus kepadanya di dalam Lukas 5:4 : “Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”

Dalam hal ini Simon Petrus merasa bahwa masalahnya adalah tidak mendapat ikan, tidak mendapat apa-apa untuk menghidupi keluarganya, dan dia sudah berusaha keras sepanjang malam. Namun Tuhan Yesus malah menyuruh dia untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala. Sesuatu yang mustahil menurut Petrus, karena mungkin dia sudah mencoba juga kesana tapi tidak mendapat apa-apa. Namun Petrus dengan terpaksa mengikuti perintah Tuhan untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jalanya. Mujizat pun terjadi, dia memperoleh banyak sekali ikan di dalam jalanya.

Saudara, mendengar firman dan melakukannya memang sangat sulit untuk dilaksanakan. Kita sering terpesona untuk mendengar firman dari hamba Tuhan yang berkarisma yang dapat menyenangkan hati kita. Kita cenderung untuk melakukan firman Tuhan yang menurut hati kita mudah untuk dilakukan, mudah untuk dilaksanakan. Namun ketika firman TUhan mengajak untuk masuk lebih dalam lagi bersama TUhan, ketika firman Tuhan mengajak untuk melakukan sesuatu yang mustahil bagi manusia, kita cenderung menolaknya, kita mengabaikan firman TUhan. Ketika seseorang menemui jalan buntu dalam usahanya, dan firman Tuhan mengajak untuk mencoba dan mencoba lagi, sering kita mendengar orang berkata : “Aku sudah mencoba cara itu”, “Aku sudah berusaha dan bekerja keras, tapi hasilnya sia-sia”, dan lain sebagainya alasan diberikan. Ketika firman Tuhan mengajak kita untuk mengampuni suami yang selingkuh, kita berkata : “Aku tidak bisa, sudah sekian kali dia melakukannya”. Ketika firman TUhan mengajak kita untuk bersabar menantikan kenaikan karir dalam pekerjaan, kita berkata : “Aku sudah cukup sabar, sudah sekian lama aku menantikannya”. Ketika firman Tuhan mengajak kita untuk jangan putus asa dalam menantikan seorang anak dalam rumah tangga, kita berkata : “Aku sudah tua dan sudah bersabar, tetapi aku belum memperolehnya”. Tidak demikian halnya dengan Petrus, walaupun terpaksa dia tetap melakukan perintah Tuhan dan mujizat pun terjadi. Seperti Petrus, adakalanya Tuhan juga memaksa kita untuk melakukan sesuatu hal yang tidak mengenakkan dan mungkin kita menolaknya. Jangan keraskan hati, jangan membantah perintah Tuhan. Apapun yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan, apakah mengampuni suami yang sudah berkali-kali berselingkuh, apakah bersabar menantikan jawaban Tuhan atas karir, anak atau hal-hal lain, yang tidak mengenakkan, lakukan saja dan nantikan mujizat Tuhan akan terjadi dalam usaha, dalam pekerjaan, dalam karir, dalam rumah tangga dan dalam segala hal. Mari kita untuk tidak mengeraskan hati terhadap firman Tuhan. Minta Roh Kudus untuk melembutkan hati kita dan nantikan mujizat Tuhan terjadi. Tuhan Yesus memberkati. Amin. (10092014)

This entry was posted in facebook. Bookmark the permalink.