Dalam Hagai 1:6,9,10,11 ditulis mengenai…

Dalam Hagai 1:6,9,10,11 ditulis mengenai kesusahan-kesusahan yang menimpa umat TUHAN. Mengapa hal ini dapat terjadi? Jawabannya tertulis dalam ayat selanjutnya, Hagai 1:9b. Karena umat TUHAN terlalu sibuk dengan “urusan” (masalah) rumahnya sendiri dan tidak memperhatikan keadaan rumah itu sendiri.

Terdapat 2 hal yang harus diperhatikan dari ayat diatas, yaitu:
1. “Urusan” berarti masalah, kepentingan, kebutuhan dan keinginan-keinginan sendiri.
2. “Rumah” berarti Bait ALLAH atau pribadi orang-orang percaya.

Jadi kitab Hagai mengajak kita untuk memperhatikan dan membangun “Rumah”(diri pribadi) dan bukan “Urusan”(masalah). Lalu, bagaimanakah cara untuk memba- ngun “Rumah” (Bait ALLAH) ini? ( Hagai 1:8 )
1. “Naiklah ke gunung”, maksudnya adalah berdoa dengan sungguh-sungguh, berbahasa roh, membaca dan merenungkan Firman TUHAN (Naik ke gunung ALLAH).

2. “Bawalah kayu”, maksudnya pikul salib, sangkal daging; tolak kemalasan dan jangan santai.

Berikan waktu yang lebih untuk berdoa dan tolak semua hal (kecewa, marah, kesibukan dsb) yang membuat enggan berdoa.
Fokuskan diri kita kepada pembangunan “Rumah” bukan kepada “Urusan”. Maka kalau hal ini sudah dilakukan dengan benar, dengan tekun, dengan percaya, dengan setia pastilah “urusan” akan selesai.
Pembangunan “Rumah”(diri pribadi sbg bait ALLAH) ini membutuhkan ketekunan, memerlukan waktu yang tidak sebentar harus secara terus menerus dan berkelanjutan hingga menjadi sebuah gaya hidup. Waspadalah agar “Rumah” kita tidak menjadi reruntuhan ( Hagai 1:9b ). Reruntuhan ini berarti orang-orang percaya yang belum mengerti kehendak TUHAN, kurang percaya Firman TUHAN sepenuhnya, masih hidup menurut pikirannya sendiri, masih penuh dengan kebenaran sendiri, egois, tidak setia berdoa, belum memiliki hubungan yang intim dengan TUHAN dan sebagainya.
Dalam membangun “Rumah” ini juga banyak tantangannya, baik dari diri sendiri (malas, kesibukan, alasan-alasan dsb ) maupun dari luar ( prinsip-prinsip dunia, tradisi, cara-cara diluar Firman TUHAN dsb). Bagaimana cara mengatasi setiap tantangan tersebut ?

1. Kuatkan hatimu! ( Hagai 2:5 )
Walaupun dalam perjalanan proses pembangunan “Rumah”(diri kita sebagai Bait ALLAH) seolah-olah belum kelihatan hasilnya, tetaplah tekun, setia dan kerjakan terus. Tetaplah berdoa, berbahasa roh, baca dan renungkan Firman TUHAN tiap hari tanpa absen. Karena TUHAN kita dapat dipercaya dan dapat diandalkan! DIA pasti memberkati kita.

2. Jangan takut! ( Hagai 2:6 )
Ketakutan adalah musuh dari iman! Ketakuan juga dapat membuat iman dalam kita menjadi lumpuh dan tidak bekerja. Iblis sengaja memberikan roh ketakutan agar iman orang percaya menjadi padam, tidak bekerja. Tolaklah semua ketakutan didalam nama TUHAN YESUS, anda pasti menang!

3. Jaga pergaulan hidup kita! ( Hagai 2:13-15 )
Karena kekudusan tidak dengan otomatis dapat ditransfer, tetapi kenajisan (hal-hal yang buruk dan negatif ) akan dengan mudah ditransfer atau ditularkan kepada sekelilingnya.

Hati-hatilah dalam pergaulan kita, janganlah bergaul dengan orang fasik dan dengan hal-hal yang negatif. Lalu apakah hasil yang akan kita terima setelah melakukan pembangunan Bait ALLAH (diri kita)? Tentu saja,
TUHAN akan melimpahkan berkat-berkatnya kepada kita!
Hagai 2:19 “apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!”

Tuhan senantiasa memberkati kita semua…

This entry was posted in facebook. Bookmark the permalink.