“Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.” (1 Korintus 4 : 5)
Apa yang terjadi jika seseorang dihakimi orang lain padahal ia tidak melakukan kesalahan? Pastilah ingin membela diri. Inilah yang terjadi pada Paulus. Jabatan kerasulannya dipertanyakan oleh orang Korintus, hanya karena ada tokoh penginjil yang baru yakni Apolos yang juga melayani jemaat itu. Paulus dalam bacaan kita ini berusaha untuk meluruskan kesalah-pahaman ini dengan begitu rendah hati tanpa sedikitpun menyalakan Korintus ataupun Apolos.
Penulis Ibrani mengingatkan para pembacanya bahwa Kristus adalah persembahan kurban kepada Allah yang meniadakan semua mezbah buatan manusia. Jadi, mereka seharusnya tidak lagi terjebak kepada ritual PL karena semua sudah digenapi oleh Kristus melalui pengurbanan-Nya di kayu salib. Oleh karena itu, setiap anak Tuhan harus setia mengiring-Nya walaupun harus menanggung risiko menderita. Godaan untuk balik kepada ibadah Perjanjian Lama harus ditolak. Selama mereka masih beribadah dalam kemah suci dengan menerapkan segala ritualnya, mereka masih tinggal di padang gurun dosa. Sebaliknya, orang Kristen menantikan kota Allah yang akan datang dengan menganggap hidup saat ini hanya sementara. Oleh karena tempat ibadah dan pola ibadah yang lama sudah tidak dipraktikkan lagi maka sebagai gantinya umat Kristen dipanggil untuk mempersembahkan kurban syukur berupa puji-pujian dan sikap hidup yang baik kepada sesama. Itulah ibadah yang berkenan kepada Allah.
Pada zaman itu banyak ajaran-ajaran asing yang mancul dengan tujuan untuk menarik pengikut dengan peraturan makanan yang seolah-olah lebih suci. Atau ajaran itu seolah-olah membawa pengorbanan dan mezbah yang istimewa. Tetapi jelas “kita mempunyai suatu mezbah” (ini suatu kiasan untuk pengorbanan Kristus) dan imam-imam dari peraturan Lewi tidak boleh makan dari mezbah itu. Kita disucikan, dan kita memperoleh kasih karunia, dari mezbah itu, di mana Yesus telah dikorbankan, sehingga kita tidak usah repot dengan “pelbagai makanan.” Jangan sekadar menerima ajaran-ajaran populer yang menjerat kita dengan rupa-rupa ritual, yang pada dasarnya memuaskan keinginan daging kita karena menekankan perbuatan manusia lebih daripada karya Kristus. Karya Yesus Kristus satu-satunya yang memuaskan tuntutan Allah. Gantungkan seluruh iman dan harap Anda kepada Dia saja. Amin.
DOA : Teguhkan hati kami ya Tuhan, sehingga kami mau belajar dari pemimpin kami tentang kebenaran firman Tuhan dan bersama dengan dia mempraktekkannya agar kami bertumbuh menjadi dewasa rohani. Amin.
Kata-kata Bijak:
“Ujilah segala sesuatu, apakah itu datang dari Tuhan ataukah dari si Iblis yang
ingin menyesatkanmu.”