“IBADAH SEISI RUMAH” “Tetapi jika kamu…

“IBADAH SEISI RUMAH”

“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah: allah yang kepadanya nenek-moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN.” (Yosua 24:15).

Kapan hidup terasa lebih bersemangat? Ketika hidup ini ada sasarannya. Hidup menjadi lebih bermotivasi dan bermakna ketika kita berbakti atau membaktikan diri pada suatu idealisme atau cita-cita, pada pekerjaan atau perjuangan, pada orangtua atau anak, pada kawan atau kekasih, pada Kristus atau gereja-Nya. Pokoknya hidup menjadi lebih berarti jika kita membaktikan diri pada sesuatu atau seseorang. Kita melakoni hidup sehari-hari sebagai perbuatan berbakti atau beribadah. Hidup menjadi sebuah ibadah.
Apa ibadah itu? Kosa kata ibadah dalam Alkitab sangat luas, tapi konsep asasinya baik dalam PL maupun PB ialah ‘pelayanan”. Ibadah mengungkapkan rasa takut penuh hormat, kekaguman dan ketakjuban penuh pujian. Ibadat atau ibadah adalah berbakti. Hidup menjadi lebih bermotivasi dan bermakna ketika kita berbakti atau membaktikan diri pada suatu idealisme atau cita-cita, pada pekerjaan atau perjuangan, pada orangtua atau anak, pada kawan atau kekasih, pada Kristus atau gereja-Nya. Pokoknya, hidup menjadi lebih berarti jika kita membaktikan diri pada sesuatu atau seseorang. Kita melakoni hidup sehari-hari sebagai perbuatan berbakti atau beribadah.
Setiap hari kita beribadah, apalagi pada hari Tuhan (Minggu berasal dari kata Portugis Dominggo = hati Tuhan). Kita dipanggil untuk beribadah kepada Tuhan. Yosua bertekad untuk beribadah kepada Tuhan, dengan mengatakan komitmennya: “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!” (Yos 24:15c). Tekad yang disampaikan oleh Yosua di tengah-tengah umat Israel hendaknya menjadi tekad kita juga. Kiranya kita belajar membaktikan diri menjadi ‘persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (Roma 12:1).
Yosua bertekad, kalaupun bangsa Israel tidak mau lagi beribadah kepada TUHAN, maka ia dan seisi rumahnya akan beribadah kepada Tuhan. Dia tidak mau dipengaruhi oleh bangsa Israel yang mau meninggalkan Tuhan. Seisi rumah akan beribadah kepada Tuhan. Ibadah dalam keluarga berperan penting dalam proses pembentukan iman, nilai-nilai hidup, kepribadian dan perilaku. Ibadah keluarga bisa berlangsung dengan sederhana. Seorang ibu yang setiap malam membacakan cerita Alkitab untuk anak balitanya lalu mengucapkan doa satu kalimat, itu sudah merupakan sebuah ibadah keluarga. Tidak ada ketentuan yang mengatur bentuk, panjang dan isi ibadah keluarga. Tidak perlu resmi-resmian. Formalitas seperti itu malah menciptakan suasana yang dibuat-buat. Yang baik adalah suasana wajar sesuai dengan keadaan keluarga masing-masing.

Doa : Ya Tuhan Allah, kami rindu untuk beribadah, hadirlah Tuhan dalam ibadah keluarga kami. Amin.

Kata-kata Bijak:
Mempersembahkan hidup kepada Tuhan, adalah ibadah yang sejati.

Tuhan memberkati kita semua…

This entry was posted in facebook. Bookmark the permalink.