“APAKAH MOTIVASI ANDA MELAYANI?” 1 Samuel…

“APAKAH MOTIVASI ANDA MELAYANI?”
1 Samuel 2:27-36

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Allah!
Hari-hari ini bahaya kemunafikan telah menggerogoti berbagai sendi kehidupan manusia, termasuk dalam gereja. Banyak orang menampakkan diri sebagai orang suci, tetapi isi hatinya tidak demikian. Banyak orang yang melayani dengan giat dan tekun, tetapi motivasi hatinya salah! Ya! Mempertahankan kemurnian hati telah menjadi sebuah tantangan besar bagi setiap kita, khususnya bagi para pelayan Tuhan.
Berdasarkan track record pelayanannya, imam Eli adalah salah satu imam yang telah melayani umat-Nya dengan sangat baik. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, karena ia tidak mewaspadai motivasi-motivasi yang salah, maka iapun jatuh kedalam dosa. Di dalam 1 Samuel 2 : 29 terlihat jelas daftar kesalahan dari Eli, dan hal inilah yg membuat Allah marah dan kecewa terhadapnya. Adapun kesalahan Eli dalam nas ini ialah;
Pertama, persembahan sebagai loba bagi Eli. Ini berarti Eli menjadi serakah akan korban sembelihan yang seharusnya menjadi hak TUHAN.
Kedua, Eli juga lebih menghormati anak-anaknya daripada TUHAN. Hal ini berarti Eli tidak lagi meletakkan TUHAN sebagai prioritas utama dalam hidupnya.
Ketiga, Eli menggemukkan dirinya sendiri dan mencari keuntungan secara pribadi sehingga iapun menjadi egois dan melupakan esensi dari korban sembelihan.
Nah, dari uraian di atas, pelajaran apa yg dapat kita ambil? Saudaraku! Setelah melihat kelakuan si Eli, maka pada kesempatan ini, lewat renungan singkat ini, Tuhan ingin menegor kita semua para Imam, dan Pejabat Gerejawi untuk menyadari bahwa tugas kita ini adalah melayani bukan dilayani dan janganlah kesucian Gereja dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Kita tahu pada masa kini, begitu banyak para koruptor dalam Gereja. Dengan mudahnya menggunakan fasilitas milik Gereja untuk menyenangkan diri dan kelompoknya.
Para pekerja gereja menjual nama gereja dan hamba-hamba Tuhan pun mengobral dirinya dengan banting harga demi kepentingannya sendiri, menjadi penjilat, menjual nama Tuhan, dstnya.
Saudara! Jangan sampai kita melakukan bisnis terselubung dalam gereja dan mencuri hak Tuhan dengan memanfaatkan kesempatan dalam pelayanan untuk memperkaya diri sendiri atau demi popularitas kita. Motivasi dalam melayani harus murni, dan ini adalah keteladanan yang sangat baik untuk kita camkan baik-baik. Tidak peduli sehebat apapun kemampuan kita, semua itu tidak ada gunanya tanpa Tuhan. Kita belajar bahwa kemurnian dan ketulusan merupakan kunci yang sangat penting dalam mengabdi kepada Tuhan.
Mari kita tanyakan dalam hati masing-masing,

Apakah pelayanan kita saat ini sudah sungguh-sungguh menjadi wujud aktualisasi diri atau sekedar mencerminkan sebuah pelarian?

Apakah pelayanan sekedar demi keinginan diperhatikan, dihargai dan mendapat kedudukan? Atau sebagai lahan bisnis?
Silahkan jawab sendiri!
Semoga bermanfaat bagi kita semua, Imanuel.

This entry was posted in facebook. Bookmark the permalink.