Gereja sebagai tubuh Kristus Banyak orang…

Gereja sebagai tubuh Kristus

Banyak orang yang memandang gereja sebagai gedung atau tempat. Ini bukanlah pengertian Alkitab mengenai gereja. Kata ‘Gereja’ berasal dari bahasa Portugis “Igreya” dan dalam bahasa Yunani “ekklesia” (gereja disebut ekklesia (ek=keluar, kaleo=memanggil) yang didefinisikan sebagai “perkumpulan” atau “orang-orang yang dipanggil keluar.” Akar kata dari ”gereja” bukan berhubungan dengan gedung, namun dengan orang / persekutuan. Adalah ironis bahwa saat Anda bertanya kepada orang mereka pergi ke gereja apa, biasanya mereka akan mengatakan Baptis, Metodis, atau denominasi lainnya. Banyak kali mereka menunjuk pada denominasi atau pada bangunan.

Pengertian Gereja secara theologis Alkitabiah ialah bahwa Gereja (ekklesia) itu adalah tubuh Kristus (Efesus. 1:22-23) dimana Kristus adalah kepala. Kristus yang memanggil, maka Gereja berasal dari Kristus sendiri. Gereja bukanlah kelompok manusia /”Perkumpulan” yang berdiri atas inisitif sendiri, tetapi Kristuslah yang dengan perantara Firman dan Roh mengumpulkan bagiNya Jemaat itu. Gereja adalah persekutuan “orang percaya” yang dikumpulkan oleh Kristus. Hari Pentakosta, ketika Roh Kudus dicurahkan menjadi hari lahirnya Gereja (Kis. Ras. 2), hari Pentakosta ini adalah hari Minggu, inilah yang menjadi salah satu dasar kita berGereja hari minggu, karena Gereja dilahirkan saat Pentakosta , hari minggu.

Gambaran Gereja
Kita juga diberitahu mengenai pentingnya doktrin gereja saat melihat berbagai macam gambaran gereja dalam PB. beberapa gambaran secara khusus menyatakan pentingnya gereja.

(1) Tubuh Kristus.
Mungkin gambaran paling popular mengenai gereja adalah tubuh Kristus, dimana Tuhan kita sebagai Kepala (Roma. 12:5; 1 Korintus. 12:12; Efesus. 1:22-23; Kolose. 1:24).
Dengan analogi ini Paulus menekankan baik kesatuan tubuh dan individuality setiap anggota. Bahwa Kristus sebagai Kepala tubuh menyatakan bahwa Tuhan kita yang mengarahkan dan membimbing tubuh, dan kesatuan datang dari Kepala tubuh, yang mengkoordinasi dan mengarahkan setiap bagian.

(2) Bait Allah.
Sekali lagi, gereja dinyatakan Alkitab sebagai Bait Allah. Setiap orang Kristen adalah batunya, yang tersusun menjadi bait, masih dalam pembangunan, dan Tuhan Yesus Kristus adalah Batu Penjurunya (1 Korintus. 3:16; Efesus. 2:19; 1 Petrus. 2:5f). Bait adalah tempat dimana Tuhan berdiam, sehingga gereja merupakan tempat Tuhan berdiam. Tuhan tidak hanya berdiam dalam setiap orang Kristen, tapi dalam kekristenan secara keseluruhan. Sebagai Batu Penjuru, Tuhan kita adalah yang mengikat semua jadi satu, sehingga bait dimana kedua tembok dari Yahudi dan non-Yahudi, selamanya bersatu dalam Yesus Kristus (Eph. 2:14f). Bait tidak hanya tempat Tuhan berdiam, tapi juga tempat ibadah, dimana pujian dinaikan pada Tuhan.

(3) Pengantin Kristus.
Gambaran lain akan gereja adalah pengantin Kristus (2 Korintus. 11:2; Efesus. 5:22f; Wahyu. 19:7; 22:17). Disini kita menekankan kasih Kristus pada gerejaNya, dan pemeliharaan penuhNya bagi pengantinNya. Tambahan, kita melihat tanggung jawab pengantin untuk menjaga diri agar tetap murni dan tidak bercela bagi pengantin prianya, Tuhan Yesus Kristus.

(4) Kawanan Domba Allah.
Gereja juga digambarkan sebagai kawanan domba Allah (Yohanes 10:22f; Kis 20:28; 1 Petrus. 5:2). Tuhan Yesus Kristus adalah Gembalanya. Disini kita diingatkan akan kasih dan pemeliharaanNya bagi gerejaNya, dalam memberi makan, memimpin, dan melindungi dari bahaya. Kita juga diingatkan terhadap ketergantungan kita akan Dia, dan ketidakberdayaan kita diluar pemeliharaanNya.

(5) Pokok Anggur dan Rantingnya.
Analogi terakhir dari pesan ini adalah Anggur dan rantingnya (Yohanes 15:1f). Disini Tuhan Yesus digambarkan sebagai sumber hidup dan kekuatan dan buah bagi orang Kristen. Orang Kristen harus berdiam dalam Kristus seperti pada pokok anggur agar berbuah.

Semua gambaran ini menunjukan hubungan yang intim antara Tuhan Yesus Kristus dan tubuhNya, gereja. Kita tidak hanya diperintahkan melalui analogi ini akan kebutuhan mutlak akan Dia, tapi perhatianNya yang besar dan pemeliharaannya bagi kita. Singkatnya, gereja sangat penting bagi kita karena penting bagi Tuhan. Ini lebih jelas lagi ssat kita melihat pernyataan tujuan Tuhan bagi gereja.

Tujuan Gereja
1. Kelanjutan (Continuation)
Tuhan menempatkan harta karun dibumi, karena Dia memutuskan apa yang sudah dimulai, kita yang akan menyelesaikannya. Apa yang sudah mulai dilakukan dan diajarkan Tuhan dalam tubuh fisikNya, dilanjutkanNya dalam tubuh rohaniNya, gereja

2. Pernyataan (Proclamation)Gereja merupakan alat yang dipilih Tuhan untuk mempertahankan dan menyatakan kebenaran Tuhan kepada dunia

3. Menampilkan (Demonstration)
sebagai contoh untuk dunia.
“supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga” (Efesus. 3:10).

4. Pemujaan (Glorofication)
Gereja ada untuk memuliakan Tuhan
“…bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin” (Efesus. 3:21).

Sifat Gereja
1. Gereja adalah kudus
Kata “Kudus” berarti disendirikan, diasingkan, dipisahkan dari yang lain, berbeda dari yang lain. Kekudusan Gereja bukan karena ia kudus adanya, tetapi karena dikuduskan oleh Kristus.

Rasul Paulus menyebutkan bahwa Jemaat adalah mereka yang dikuduskan di dalam Kristus (Fil. 1 : 1 ; 1 Korint. 1:2 ; Efesus 1:1). Gereja adalah kudus, diasingkan tapi bukan “mengasingkan diri” karena Gereja disuruh ke dalam dunia untuk memberitakan Injil Yesus Kristus. Adanya Gereja di dunia ini ialah untuk dipakai dalam karya penyelamatan Allah.

2. Gereja adalah am
Gereja adalah am, universal, tersebar di seluruh dunia. Am berarti umum, oleh sebab itu Gereja “menerobos” segala pembatas dan memiliki perpektif yang umum, tidak dibatasi oleh sekat2 sosiologis manusia.
Gereja sebagai yang am harus bersifat universal sebab kasih Allah itu ditujukan kepada dunia. Jadi Gereja bukan dan janganlah jadi suatu “golongan elite”.
Gereja tidak terbatas pada suatu daerah/suku/bangsa atau bahasa tertentu tapi meliputi seluruh dunia (2 Korint. 5, 19). Gereja tidak terbatas pada suatu zaman, tapi meliputi zaman yang lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.

3. Gereja adalah persekutuan orang percaya
Gereja adalah persekutuan orang percaya yang telah mengakui tindakan Allah dan yang kini ingin mengungkapkan kembali tindakan itu melalui kehidupan mereka sebagai Gereja. Warga Gereja menyadari arti eksistensinya melalui Gereja (ekklesia), sebagai umat yang dikumpulkan Tuhan dari antara segala bangsa, bukan hanya berasal dari Kristus, tapi juga selalu bergantung kepada kehadiranNya yang diyakini sebagai suatu aktivitas yang terjadi di tengah umat terus menerus yaitu pernyertaanNya. Gereja adalah persekutuan orang percaya/kudus di dalam Kristus dan saling bergantung satu sama lain.

4. Gereja adalah satu
Gereja adalah kesatuan umat Kristen, tempat bersekutu sesuai dengan kehendak Yesus Kristus, Raja Gereja. Satu dalam memberitakan Injil (Mat. 28, 18-20), satu dalam mengemban missi, mengasihi sesama dan mengasihi Tuhan (Mat. 22, 37-40), satu dalam iman dan pengharapan (Ef. 4:4-5) Oleh sebab itu dalam kepelbagaian kita, Tuhan mempersatukan kita. Di dalam kepelbagaian itu kita dapat bersatu menampakkan kepatuhan kita sebagai Gereja kepada Tuhan Yesus Raja (Joh. 17, 21).

Kekeliruan melihat Gereja
– Gereja adalah Bangunan/tempat.
– Gereja adalah denominasi/golongan.
– Gereja Uang, Yang mengandalkan Uang semata , terkait theologi Kemakmuran.
– Gereja Nepotism, gereja di monopoli keluarga secara turun menurun.
– Gereja Corporat, gereja dengan manajemen kapitalistis (Korporasi total) .
– Gereja Ideologi, gereja yang dipakai sebagai alat menyebarkan PAHAM.
– Gereja Kebiasaan, gereja yang eksis hanya karena kebiasaan.
– Gereja Eksklusif sempit, merasa paling benar dan merendahkan lainya, golonganya saja yang akan selamat yang lain tidak.
– Gereja tokoh, gereja yang menjual nama tokoh tertentu, bukan pengajaranya namun tokoh nya.

Kesimpulan

Gereja yang hidup adalah yang bersaksi tentang Yesus Kristus di dunia ini.
“Kamu akan menjadi saksiku di Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis. 1, 8). Gereja terpanggil melaksanakan Amanat Agung Kristus (Mark. 16, 15 ; Mat. 28, 20).

Menjadi saksi Kristus adalah tugas Gereja dan warganya yang berlaku sepanjang masa dan bukan hanya bersaksi (marturia), tapi juga bersekutu (koinonia), melayani (diakonia). Inilah yang disebut tri tugas Gereja. Gereja dan warganya terpanggil untuk memberitakan berita kesukaan dari Allah bagi semua orang agar percaya dan diselamatkan.

Tugas yang dilakukan Gereja sekaligus ia aktif dan ambil bagian pada karya keselamatan dari Allah yang ditujukan kepada semua manusia dan ciptaan. Oleh sebab itu semua kegiatan Gereja harus berhubungan dengan karya penyelamatan Tuhan bagi dunia ini. Artinya melibatkan secara langsung warganya pada kehidupan sehari-hari.

Gereja juga harus terbuka, dinamis, dialogis pada situasi perkembangan di masyarakat dengan sikap yang positif, kritis, kreatif dan realitis. (Rom. 1:14;12:1-2; 1 Korint. 9: 19-23).

Gereja kelihatan sebagai Gereja apabila Gereja tersebut nampak sebagai satu segitiga sama sisi yang terdiri dari segi persekutuan, kesaksian dan pelayanan yang ketiganya tidak dapat dipisahkan.

Biarlah Gereja dalam melaksanakan tugas panggilan dan suruhannya selalu membiarkan diri pimpin oleh Roh Kudus yang adalah roh kebenaran.

PentingNya gereja sebagai Media Keselamatan..
Matius
18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat(Gereja). Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat(Gereja), pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.

Gereja adalah kita, jangan tempatkan Gereja sebagai orang asing tetapi tempatkan sebagai bagian dari kehidupan kita, supaya kita menajdi peduli terhadap Gereja bukan karena “manusia”nya tetapi karena DIA yang telah memberikan Tubuh-Nya itu menjadi keselamatan bagi kita.

This entry was posted in facebook. Bookmark the permalink.